Sabtu, 24 Mei 2008 11:58 WIB
Perancang busana Oscar Lawalata telah membuka butik khusus sebagai tribute-nya untuk estetika kain nusantara. Butik ini dinamakannya Oscar Lawalata Culture yang bertempat di Jl. Panglima Polim 7.
Sebelumnya Oscar telah melakukan serangkaian perjalana keliling nusantara untuk mengintip sedikit rona warisan budaya Indonesia yang primitif namun tetap kreatif. Oscar mengatakan selama hampir setahun terakhir, dia sudah melakukan perjalanan mengelilingi Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi hingga kawasan Indonesia Timur. Hanya Kalimantan yang belum dikunjunginya.
Dari perjalanannya ini, Oscar mengaku sangat terkesan dengan kekayaan warisan tekstil Indonesia yang sangat beraneka ragam. "Semua sangat menarik tapi karena kita melihat tekstil kan kurang diperhatikan ya. Bahwa sebenarnya kalau bicarakan tekstil kan bukan sekedar, Batik bagus ya, oh kain Songket bagus ya, tapi tekniknya," ujar Oscar di sela-sela acara 10 Pond's Beautiful Women di Jakarta, Jumat (23/5).
Dari rangkaian perjalanannya itu, Oscar mengaku sangat terkesan dengan perjalanannya selama satu bulan di daerah NTT yang terkenal dengan tenun ikatnya. "NTT itu tenun ikatnya itu macem-macem. Sama kayak Batik, ada Batik Cirebon, Jogja, Pekalongan beda. Tenun ikat juga, setiap pulau beda. Kupang beda, Flores beda, Sumba beda. Bagus-bagus dan lucu," tukasnya.
Namun, Oscar juga merasa miris melihat kekayaan seperti ini tidak didukung penuh sehingga para pengrajinnya bisa bersaing dalam dunia usaha, misalnya dengan memikirkan bagaimana para pengrajin ini dapat didukung dengan industri.
"Kain kan persaingannya dengan kain-kain modern yang buatannya pabrik, yang secara pembuatan lebih cepat dan lebih murah padahal kain-kain kita masih handmade," tukas Oscar. Menurut Oscar, salah satu jalan keluarnya adalah mendukung mereka dengan teknologi dan ia mengaku belum bisa membantu sampai taraf itu.
Sebagai perancang busana yang melihat sendiri para pengrajin tersebut menenun atau membatik, Oscar memang langsung terpikir saja ide-ide kreatif yang bisa ditularkan kepada mereka.
"Kalau saya punya imajinasi, saya harus tuangkan dengan para pengrajin yang lebih menguasai secara teknik. Mereka terkadang buntu, kalau mereka sudah terbiasa mengerjakan A, ya A aja terus. Jadi saya menempatkan diri saya untuk lebih menggali, mengeksplor dan memberi wawasan lan bahwa teknik itu bisa dipadupadankan warna-warnanya, motifnya," ujar Oscar lagi.
Oscar menambahkan bahwa melalui Oscar Lawalata Culture, dia sudah memiliki rencana sendiri untuk mengembangkan kain-kain nusantara secara bertahap, sehingga orientasinya untuk ke masa depan.
"Karena kalau bukan begitu, lama-lama kita bisa lupa kain-kain kita seperti apa," tandasnya. Saat ini, butik yang dibukanya terbuka kepada siapa saja yang memang tertarik kepada kekayaan tekstil nusantara. Harga kain di tekstilnya dijual mulai Rp 1.5 juta.LIN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment